Membenci: Aktifitas yang paling tidak kusukai dan paling menghabiskan banyak tenaga.
Tapi apa mau dikata jika semua situasi hanya bisa mengantarkan kita pada keadaan itu? Jika kesabaran sudah tidak bisa lagi mentolerir kekurangan manusia?
Tapi apa mau dikata jika semua situasi hanya bisa mengantarkan kita pada keadaan itu? Jika kesabaran sudah tidak bisa lagi mentolerir kekurangan manusia?
Penyakit hati ini yang sekarang sedang menghinggapi hati Sa. Mungkin karena kelemahan Sa sehingga penyakit hati ini tumbuh subur. Tapi memang banyak sekali "pupuk" yang membuat sulit sekali mencabut gulma ini. Hal-hal yang paling Sa benci, dilakukan oleh orang-orang terdekat Sa. Mau-tak-mau "pupuk" itu menyuburkan kebencian di hati.
Mungkin bisa Sa list perilaku-perilaku apa saja (saat ini) yang bisa membuat Sa membenci seseorang:
[1] Merokok yang dibarengi dengan aktifitas mengganggu akibat asap rokok-nya. Tak perlu panjang lebar membahas kenapa Sa benci rokok. Sudah rahasia umum.
[2] Tidak menjaga kebersihan dan kerapihan. Sa sadar, tingkat kebersihan dan kerapian orang berbeda-beda. Namun jika ketidak-bersihan dan ketidak-rapian nya mengganggu orang lain sehingga orang lain yang harus meng-handle hal tersebut, 1 atau 2 kali mungkin dapat ditolerir, tapi kalo keseringan, jadi capek juga. Masa tidak ada pembelajarannya sama sekali?
[3] Tidak menghargai privasi orang lain. Masalah ini sepertinya sudah jadi masalah umum, alias tipikal orang Indonesia sekali (red: kebanyakan masyarakat Indonesia melakukannya). Liat aja, acara infotaiment masih jadi acara yang menjamur dimana-mana, ini jadi indikasi kalau memang masyarakat Indonesia paling tidak bisa menghargai privasi orang lain. Password, file-file, barang-barang yang disimpan ditempat milik sendiri adalah contoh kepemilikan yang pribadi sifatnya. Sa paling benci ada orang yang seenak perutnya ngobrak-ngabrik hal-hal pribadi Sa. Mungkin mereka-mereka yang melakukan ini perlu diberi penyuluhan tentang yang mana ruang publik dan yang mana ruang pribadi.
(nb: Maaf Jambak, Sa benar-benar lupa, bukan disengaja.)
[4] Copy-cat. Dalam bahasa sunda biasa disebut "tutrut munding". Memberikan contoh yang baik adalah kewajiban setiap muslim kepada muslim yang lain sebagai bentuk dari saling memberi nasihat (Al Asr). Tapi apa yang terjadi jika yang dicontoh itu bukan hal-hal yang esensial. Misalkan: hari ini Sa beli barang A, besoknya dia beli barang A juga. Trus Sa pake barang B, besoknya dia pengen pake barang B juga. Annoying banget jadinya! Pada intinya Sa ga suka disama-sama-in.
[5] Mengulang hal-hal yang Sa benci seperti Allah tidak menurunkan akal padanya. Ini yang paling pas disebut dengan Bebal.
Jika ada yang berkomentar "benci itu tipis batasannya dengan cinta lho, Sa!". Yang ada dipikiran Sa adalah "sepertinya orang ini kurang pengalaman hidup." Menurut pengalaman di masa lalu (yang bukan Sa aja yang mengalami) klasifikasi "benci" yang batasnya tipis dengan "cinta" adalah jenis benci yang fase awalnya adalah cinta. Salah satu sifat cinta (selain kurang berlogika) adalah lebih mudah menuju kepada fasa kebencian. Jika cinta itu berkembang dengan baik, maka akan berubah menjadi cinta yang sesungguhnya, tapi jika cinta itu berkembang dengan cara yang buruk, biasanya berakhir pada fasa benci. Nah, benci seperti itu yang batasnya sangat kecil dengan cinta.
Tapi fasa benci yang terjadi pada Sa saat ini bukan benci yang sebelumnya telah diungkapkan. Tapi memang benci yang diawali dengan fase sabar yang demand dosisnya selalu meningkat sehingga mengakibatkan imunitas terhadap rasa sabar itu sendiri. Pada akhirnya rasa benci meraja-lela dan tak ada sangkut-pautnya dengan cinta.
Kawan, semoga tulisan di atas tidak menimbulkan image bahwa Sa mudah membenci dan Sa sulit memaafkan, yang membuat kalian takut berinteraksi dengan Sa. Percayalah, Sa bukan orang yang "sulit". Jika Sa merasa terganggu, pasti Sa pasti bilang. Jadi, santai saja sampai Sa protes, selama Sa ga protes, berarti Sa baik-baik saja.