Thursday, January 22, 2009

Berhenti sejenak di warung kopi, untuk menghirup aroma kehidupan!

Sudah lama sekali Sa tidak menulis hal-hal yang sedikit bermakna di blog ini. Kebanyak hanya masalah update keadaan, Sa sedang ini atau itu. Hambar lah!

Akhir-akhir ini banyak yang hal-hal yang lebih dari biasanya terjadi di sekitar Sa. Mulai dari hal yang real seperti kesibukan lab yang makin meningkat dan projek-projek kuliah -yang menyita waktu dan pikiran- sampai ke hal-hal yang tidak real (atau lebih tepat disebut bukan dalam bentuk material) seperti masalah perasaan.

Setelah terlewatnya kejadian-kejadian itu dan berkurangnya intensitas aktifitas memberikan Sa sedikit waktu untuk berpikir, merenung, mengevaluasi diri, jangan-jangan di waktu yang singkat ini sudah banyak sekali hal-hal penting yang terlewatkan atau bahkan terlupakan.

Dari waktu-ke-waktu, hal yang paling sulit dihadapi dalam hidup adalah masalah perasaan. Benda yang satu ini sulit diidentifikasi namun keberadaannya sangat nyata bahkan hal ini yang paling mempengaruhi jalan kehidupan manusia. Biarlah Sa sekarang lebih memfokuskan tulisan kali ini di masalah hubungan perempuan dan laki-laki. Masalah basi tapi mau gimana lagi, masalah ini yang paling menguras banyak pikiran dan tenaga.

Mungkin jika kita (terutama teman-teman di sekitar Sa) melihat interaksi yang tidak biasa dilihat, bisa dikatakan yang lebih intens, muncul reaksi-reaksi yang tidak biasa dan mungkin lebih mengarah ke dalam kategori reaksi yang heboh. Saat masih kuliah dulu, senior-senior kita mulai mencari strategi dan memutar otak bagaimana memberikan nasehat mengenai bahaya VMJ (Virus Merah Jambu) pada teman-teman kita yang terserang virus tersebut yang indikasinya terlihat dari interaksi lawan jenis yang “sedikit” berlebihan dari biasanya.

Sekarang ini, saat usia kita tidak bisa dikatakan sebagai ABG lagi, seperinya sudah tidak pantas kita diberi nasehat lagi soal VMJ. Pasti komentar orang yang menjadi target operasi adalah “emangnya aku anak kecil yang tidak mengerti hal seperti itu.” Disitu lah intinya, seharusnya saat ini kita sudah jauh sangat sadar dan paham mengenai cara dan jalan hidup yang kita ambil dan apa resiko dari pilihan kita tersebut. Bahasa yang lebih lazim digunakan adalah DEWASA. Konsekuensi dari kedewasaan tersebut adalah kita berani memilih, berani menerima resiko, dan menghargai pilihan orang lain.

Menurut Sa, [asumsi] kita adalah manusia dewasa, VMJ bukan lagi tema yang patut jadi sarapan hidup kita. Sedikit lebih keren lah, tema pernikahan, cara membangun pribadi anak yang tangguh, pemberdayaan masyarakat, dunia ekonomian dan topik-topik semacam itu yang patut jadi makan siang kita sehari-hari. Karena masalah VMJ itu seharusnya kita sudah sangat paham dan tahu harus berinteraksi seperti apa terhadap lawan jenis.

Banyak hal yang terjadi dalam kehidupan kita. Janganlah hal yang sebenarnya mudah ini menjadi dipersulit. Lebih baik tenaga muda kita ini dihabiskan pada hal-hal yang lebih bermanfaat bagi orang banyak bukan bagi diri kita sendiri.

Manusia itu memang tidak ada yang sempurna tapi kita bisa melakukan apa yang kita bisa. Saat kita melihat kesempurnaan seorang manusia, bukan berarti dia tidak memiliki kekurangan, namun dia pandai menutupi kekurangan tersebut. Kekurangan-kekurangan yang kita miliki memang patut ditutupi, karena jika karena kekurangan kita terlihat dan ada orang lain yang tertular kekurangan kita tersebut, sangat disayangkan. Sedangkan jika kita memiliki kelebihan, perlihatkanlah dan berdo’a agar Allah memperindah pribadi kita dari yang disangkakan orang lain pada diri kita! Karena saat orang lain mencontohnya, semoga Allah memberikan pahala dan berkah yang lebih.

Saat hal-hal yang memberatkan hati menimpa kita, simpanlah dalam hati saja. Simpan baik-baik agar manusia menyadari bahwa dirinya bukan berarti apa-apa di dunia ini. Janganlah menyalurkan keluh-kesahmu pada manusia, berkeluh-kesahlah hanya pada Allah. Cobaan itu datang dari Allah, jangan “mengadukan” hal-hal yang datangnya dari Allah pada manusia yang tidak punya kuasa akan apa-apa. Nasehat ini yang dulu sering kita dengar dari kakak-kakak kita yang perduli pada keadaan adik-adiknya.

Terakhir, ingin ku katakan:

Saat membenci sesuatu, sampaikanlah!

Bisa jadi hal itu menjadi lentera dari kekhilafan.

Saat menyenangi sesuatu, katakanlah!

Bisa jadi hal itu menambah semangat untuk berjuang.

Saat bersedih, simpanlah sendiri!

Agar kesedihan tidak menentuh sekelilingmu.

Saat gembira, perlihatkanlah!

Agar ia menyebar dan menjadikan kehidupan ini lebih mudah di tapaki.

Hidup ini lebih mudah dijalanin bersama.

Dengan kawan setia yang senang melihat senyum tergambar di wajah,

Yang dapat diandalkan saat dunia menghimpit dada.

Kawan, kita pasti bisa!

4 comments:

PeNdekaR hiNa KeLaNa said...

subhanallah....
MANTEEEP EUY ...!!!
ini baru tausiah yg bermanfaat (pengingat & penyemangat)

mengingatkan kita agar senantiasa utk terus MAJU, MAJU, & MAJUUUU....!!!

gambarimasyou ...!!! *\(^0^)

yayan said...

Alhamdulillah, kutambahin Sa, hati, perasaan, atau apalah namanya, memang abstrak dan sulit dipahami, apalagi kalau sudah berhubungan dengan masalah cinta ato yg kamu sebut hubungan laki-laki dan perempuan. Bahkan pakar hati seperti Ibnul Qayyim yang tak cukup menuliskannya dalam satu kitab.

Yang jelas, dalam masalah ini kita harus mengedepankan prasangka baik, karena prasangka buruk akar dari permusuhan. Tidak merendahkan orang lain. Tidak ikut campur pada masalah orang lain kecuali diminta bantuannya untuk tabayyun, untuk mendamaikan. Dan nasehat perlu untuk mengingatkan, nasehat dari hati ke hati.

"Janganlah saling mendengki, saling menipu, saling membenci, saling membelakangi, dan janganlah sebahagian kalian membeli barang yang dibeli orang lain. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim yang lain. Ia tidak patut menzalimi, membohongi, dan merendahkannya. Takwa itu disini (beliau menunjuk dada tiga kali). Cukuplah seseorang dikatakan buruk jika sampai menghina saudaranya sesama Muslim. Darah, harta, dan kehormatan setiap Muslim adalah haram bagi Muslim yang lain" (Hadits Arbain AnNawawy ke-35)

yayan said...

Nambah lagi Sa, hohoho...

VMJ atau memperlakukan lawan jenis lebih istimewa, atau yang kamu sbut dengan istilah ... interaksi lawan jenis yang “sedikit” berlebihan dari biasanya ... memang wajah dan fitrah asalkan tidak melanggar batas-batas syariat seperti berpegangan, berduaan, dsb.

Anehnya, orang lebih mempermasalahkan VMJ yang tak kasat mata (yang identik dengan prasangka saja), daripada hal-hal yang benar-benar terlihat sendiri oleh mata. Tul gak? Makanya segera nikah saja ya. Hohoho, jadi curhat..

fai said...

yooi,
Sepakat dengan Nisa!!
Rasa suka dengan lawan jenis itu fitrah kok. Dan agama kita dah mengatur bagaimana menyalurkannya.

Perasaan cinta emang sering menghanyutkan..
Klau cinta itu bukan cinta karena Allah,dia bisa membuat orang yang pintar menjadi bodoh..
Orang yang tau menjadi lupa..
bahkan,,
kadangkala memenuhkan hati sehingga sulit menerima nasehat..